SEPADAN bisa diartikan sebagai setara alias memiliki tingkatan yang sama. Itu lah yang kami rasakan disini untuk tidak di anak tiri-kan. Kami semua hanyalah anak-anak istimewa yang memiliki jalan dan pemikiran sedikit lebih unik dari kebanyakan.
Jika OASIS (ia1), SEATTLE (ia3), EUFORIA (1a4), FAMILY (ia5), JURASSIC PARK (ia6), ESSENCE (ia7), SPARTAN (ia8), dan dua kelas is (Ilmu Sosial) memiliki nama-nama keren untuk sebutan kelas mereka, kami juga sempat berdebat keras untuk memilih nama yang sesuai. Akhirnya, jadilah SEPADAN dengan kepanjangan Sebelas IPA Dua Teladan yang jika dipanjangkan lagi menjadi -Sebelas IPA Dua Telah Melewati Dua Bulan- (-,-)". Ada sedikit rahasia yang di sensor disini --'
Anak IPS meneriakkan "VIVALA SOCIALE"
Anak IPA menyorakkan "VIVALA SCIENCE"
Dan saat bersatu kami semua membahanakan "VIVA SMADA" tiga kali.
Tapi... Sepadan Menggemparkan dunia dengan "VIVA EL GRACIAS" nya.
Mulanya, aku juga merasa kurang senang dengan keberadaan kami yang disatukan. Benar-benar tidak cocok dengan pergaulan dan lingkunganku yang biasa. Hampir setiap hari kejengkelanku tak berujung karena onar mereka yang sering kelewatan. Hingga pada hari itu, tanggal 16 Agustus 2011. Aku sudah kehabisan kesabaran, mereka tak satupun peduli dengan apa yang akan kami tampilkan kelak pada perayaan hari pahlawan. Dengan usul seadanya dan debat yang hampir tidak berujung, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil alih semuanya. Dari masukan dan rangkaian kata-kata yang ku tangkap, aku pun mencari teks perjuangan bung tomo saat mengusir penjajah di Surabaya lengkap dengan lirik lagu "gebyar-gebyar". Di hari H, aku masih sibuk nggunting ini itu dan membagi tugas dengan "Sepadan". Akhirnya, aku lah yang maju di hadapan khalayak beserta dua anak cowok yang salah satunya harus kulatih dengan sedikit paksaan demi kelancaran pembacaan orasi kami. Dan tak disangka-sangka, Sepadan di akui dan dinyatakan sebagai juara satu penampilan tk. kelas sebelas ^-^.
Di kelas ini juga, aku banyak mendapatkan pelajaran baru. Waktu kelas sepuluh, aku sangat hati-hati saat berkumpul dengan anak-anak cowok karena aku tahu hukum ikhtilat dan akibat dari pengalaman saat SMP yang tidak mengenakkan. Tapi di Sepadan aku tidak bisa lagi mengandalkan siapa pun, hingga membuat diriku berinisiatif dan berharap bisa jadi penerang bagi kelasku. Itu memang harapan yang kupikir sangat impossible dan mungkin terlampau sombong. Setelah dilanda kegundahan dan galau berkepanjangan, aku tetap nggak tahu apa yang harus ku perbuat untuk itu semua. Sekarang... Ini agak mengejutkan buat diriku waktu menyadari kalau di Sepadanlah aku bisa berteman dengan semua tipe orang. Bahkan sering kali aku jadi korban bullying dan guyonan anak-anak cowok. Sebenernya aku dalam hati ketir-ketir sendiri takut kelewat batas, takut melanggar hijab, dan takut-takut yang lain. Tapi apalah daya diri yang lemah ini masih berharap bisa merangkul mereka dalah dekapan ukhuwah sehingga tak ada pilihan kecuali aku bisa dekat dengan mereka :')
Setengah tahun sudah berlalu, aku cukup terlatih dengan kesabaranku disini. Disini aku merasa naif atau entahlah, karena selalu tersenyum dan tak pernah marah pada mereka. Tapi di rumah, kenapa aku nggak bisa seperti itu sewaktu adikku membuat sedikit onar, khususnya dengan rak buku-ku?. Aku teringat masa-masa aku begitu ngebosi di SD, mengatur dan memastikan semuanya dibawah kendaliku. Tapi menghadapi Sepadan membuatku sayang dan mengerti, mereka semua hanyalah anak-anak yang kebanyakan karena kurang kasih sayang, kurang pengertian, dan sebenarnya mereka semua itu tertekan dengan kondisi saat ini.
Saat salah satu SPARTAN bertandang mengunjungiku, ia mendapatiku mengenakan headphone yang bukan kebiasaanku. Ia pun menegurku, "Tumben?" sambil menunjuk kepalaku. Aku hanya tertawa menanggapinya. Karena sebenarnya aku hanya tetap nggak tahan dengan sound sistem kelas yang memutar lagu ajeb-ajeb, komplit sama anak-anak di kursi belakang yang main poker dan teriakan misuh-misuhnya yang sahut-sahutan. Tapi detik demi detik yang bergulir membuatku sedikit memahami mereka. Kadang-kadang aku jadi tersenyum sedih saat melihat raut yang biasanya tak nampak, ekspresi frustasi waktu ada yang mengeluh karena tidak memahami fisika sedikitpun, atau curcol yang terlontar tiba2.
Hari ini, aku duduk bertiga sebangku. Biasanya, aku nggak pernah mau duduk selain dimeja paling depan dengan alasan nggak konsen. Saat itu, di deret terdepan yang duduk adalah 2 anak cowok, dan aku di deret kedua. Sesekali mereka bercanda dan mengajak kami (me n my deskmate) bicara ataupun tanya-tanya. Tiba-tiba si mr.G berkata, "Ternyata aku baru nyadar kalau selama ini salah pergaulan". aku pun tertawa, "Nyadar??" guyonku merasa lucu dengan ucapannya. si mr.A yang disebelahnya juga nanggapi dengan pengakuan yang sama. Tapi setelah itu sebelahnya menyahuti "Mendinglah aku jadi brrrmm brmm (read: trek2an n balapan liar) ketimbang dadi freak". Astaghfirullah... Akhirnya akupun melanjutkan pengerjaan fisika-ku karena pandangan sang ibunda guru telah mengarah pada kami. Belum ada 5 menit, si mr.G terlihat sangat frustasi sambil menjambak2 rambutnya. "Gae opo seh iki? mbare'an yo gak kanggo ae lho engkok!". Beberapa obrolan bisik2 pun mengalir. Yang aku ingat adalah saat aku bertanya ke ms.R "Terus, apa cita-cita mu? mimpimu?". Dia hanya tertawa2 dan mencandainya ingin jadi orang kaya, "eh, tapi gampang nek iku. Garek golek bojo sing sugih!"... hmmm, aku tercenung untuk kesekian kalinya. Aku percaya, setiap pengorbanan itu nggak ada yang sia-sia, begitu pula dengan ini. Yah, memang sudah bukan hal aneh saat mendengar beberapa anak berkata seperti itu. Begitulah Sepadan.
Berjuta lamunan sudah terlewati buatku. "Begitu banyak kesamaan di antara mereka semua. Pantaslah kami di satukan, berlawanan 180 derajat dengan SPARTAN yang keseluruhan juga setipe. Sekarang, apa berarti aku juga sama? berarti aku juga mengasihani diriku? Apa sebenarnya ada tujuan lain dengan memasukkanku kesana?" hmph -,- Ada dua orang lagi yang semodel sama aku. Mereka study oriented, hobi baca dan nggak suka ngobus di tengah pelajaran, juga pusat guyonan dan keganjenan >_< Zzz..
Logo Sepadan itu sangatlah berarti jika saja kami semua mampu memahami dan menyerap arti yang tersirat di dalamnya. Selogannya "hart arbeiten, um erfolg zu erzielen" yang berarti "bekerja keras untuk mencapai keberhasilan". Mungkin terlalu banyak kekecewaan yang mereka dapat sehingga tak mampu mempercayai lagi kata2, motivasi, maupun sugesti.
Kata sebangku-ku, " Hidup tidaklah semudah perkataan Mario Teguh"
Padahal buatku, nomer satu adalah Niat dan kemauan, nomer dua adalah percaya dan yakin.