Assalamu'alaikum

pink purple flowers

Kamis, 01 Agustus 2013

Demokrasi sistem kufur?

Demokrasi biasa dihubungkan dengan kehidupan berpolitik. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kenegaraan. Dalam bahasa yunani, Demokrasi berasal dari dua kata yakni demos dan kratos. Yang bisa disimpulkan sebagai pemerintahan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.

Menurut ISLAM, salahkah kita yang menerapkan sistem tersebut?

Sekarang ini banyak sekali wacana tentang islam yang tidak seharusnya berpolitik, apalagi sampai menerapkan sistem demokrasi yang beberapa pihak menganggapnya sebagai sistem kufur.

Menurutku, sistem demokrasi ini justru bagus asal diperlakukan sesuai dengan tujuan dan fungsi utamanya. Karena demokrasi, tidak ada lagi yang namanya diktator-diktator yang berperilaku seenaknya sendiri. Bahkan dengan adanya demokrasi ini, kedudukan semua lapisan masyarakat menjadi sama dan tidak memandang jabatan. Sebagaimana Allah yang menyamaratakan kedudukan semua manusia karena kedudukan dan hartanya.

Yang aku heran, kenapa ada yang menyebut ini sebagai demokrasi sistem kufur?

Sejak jaman dahulu, ketika Rasulullah dan para sahabat memerintah, bisa dibilang sistem yang dijalankan adalah sistem demokrasi. Bukan sistem kasta atau otoriter, yang bergerak sesuai kemauan kalangan. Hanya saja, istilah yang digunakan ketika itu belum ada yang namanya -demokrasi-. Tapi toh penerapannya bisa juga sama.



Dalam sebuah ayat..


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (Q.S Ali Imran ayat 159)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S Ali Imran ayat 159)



Nah, Kalau yang dipermasalahkan adalah pemilu, voting, musyawarah atau sistem lainnya. Kita semua perlu mencari tau sebab-sebab dilaksanakannya sistem itu. Bukankah sudah seharusnya pemerintah menerapkan sistem yang tidak menyusahkan rakyatnya? Bahkan ijtihad2 ulama bermunculan kan juga sebagai perjelasan dan permudahan bagi masyarakat, agar tujuan utama islam dapat diterima untuk semua lapisan masyarakat.

Bahkan dalam pelajaran PKN di kelas, aku di ajari yang namanya demokrasi secara langsung dan demokrasi tidak secara langsung. Maksudnya demokrasi secara langsung itu musyawarah mufakat. Sistem ini biasa di gunakan untuk pemerintahan dalam lingkup kecil seperti RT, RW, Kecamatan, atau sekedar organisasi kemasyarakatan. Sedangkan demokrasi secara tidak langsung itu seperti pemilu yang setiap 5 tahun di adakan di Indonesia. Kenapa? Coba banyangkan saja kalau seluruh Indonesia diajak musyarah mufakat. Apakah mungkin? Yang ada malah musyawarah dalam parlemen saja, yg pada akhirnya bisa terjadi monopoli politik. Bicaranya aja, DPR yang merupakan singkatan dari Dewan perwakilan rakyat seharusnya merupakan perwakilan-perwakilan yang diambil dari rakyat suatu daerah. Tapi kenyataannya, DPR banyak diambil dari golongan orang-orang berkuasa yang ditempatkan dibeberapa daerah dan berharap diambil serta dipilih rakyat setempat sebagai perwakilan yang akan duduk di parlemen.

Kalau aku bilang, islam justru tak bisa dipisahakan dengan sistem demokrasi.

Just label, broo.. Sist..
Cuma label. Jadi, jangan ngejib yang menganut demokrasi itu menganut sistem kufur. Belum tentu.
Tentang politik berasaskan agama, itu justru penting banget.

Kenapa dasarnya adalah agama? Tentu saja supaya langkah kita terarah dan bertujuan. Supaya kita semua sadar, bahwa keputusan yang kita ambil ini akan dipertanggung jawabkan kedepannya. Termasuk juga yang memiliki kedudukan. Kalau dia pikirannya jernih, bukan karena uang. Seharusnya orang tersebut sadar tentang kebaikan yang hakiki. Orang tersebut akan merasa setiap gerak-geriknya senantiasa diawasi oleh yang Maha melihat, nggak ada lagi yang namanya korupsi dan penggelapan.

Pada dasarnya, Partai, jabatan, dan kedudukan ini semua hanyalah media. Tapi bukan itu tujuan utamanya. Melainkan demi perbaikan, kesejahteraan, dan kemajuan bersama, bukan? 

Untuk itulah demokrasi sangat berperan disini. 
Tanpa demokrasi, apa mau pemerintah itu di demo dan di kritik? 
Lalu dari mana ia akan melaksanakan perbaikan?
Sekali lagi, it just name, guys... Yang penting jalannya pemerintah ya memang begitu.

"Ini adalah misi kemanusiaan. Bukan sekedar politik" - Anis Matta

Seperti walikota Surabaya saat ini. Dari partai mana bukan hal yang penting. 
Tapi aku bangga sekali dengan beliau. Ini bukan sekedar cerita, karena aku sering sekali melihat beliau dijalan-jalan secara langsung. Tanpa kamera, tanpa pengawal, tanpa ada yang menghiraukan, tanpa ada yang berjabat tangan. Apakah aneh? Tidak sama sekali. Bu Risma ngapain? Tentu saja sedang memeriksa kondisi beberapa titik kota yang diamanahkan padanya. Apakah terjadi kerusakan atau hal lainnya.

Suatu ketika, di Surabaya sedang hujan deras. Semua orang tentu saja lebih milih berlindung di rumah. Nah, waktu itu walikotaku itu malah sidak ke pintu air. Dan di telponlah penjaganya. Bilangnya lagi jaga, padahal terang-terangan Bu Risma lagi di pintu air dan penjaganya memang tidak ada karena sebelum di telpon tadi beliaunya tidur. hahaha..

Bukan cuma cerita juga, kalau Bu Risma sering belanja di pasar tradisional seperti umumnya ibu-ibu. Tentu saja saat itu perannya sama seperti yang lain. 

Bu Risma juga menyempatkan diri keliling sekolah-sekolah waktu aku UNAS kemarin. Betapa malunya ketika aku yang menjalankan unas, datangnya nggak lebih pagi dari pada ibunya yang cuma menyemangati dan memeriksa kondisi. Lihat saja perubahannya. Kota Surabaya sekarang, kuakui sangat hijau. Sesuai dengan seloganya "Kotaku bersih dan hijau"

Padahal, kalau kamu mau tau partai apa yang ku dukung? Bukan partainya Bu Risma. Tapi partai yang tahun ini angkanya di penuhi dengan angka 3. Ini partai terkreatif yang pernah aku temui =)) kenapa? Andai kalian mengenalnya seperti aku yang tumbuh beriringan dengan kelahirannya, seharusnya kalian akan jauh lebih cinta padanya dari pada aku.

Partai ini sangat menjung tinggi demokrasi, menghargai dan mempertimbangkan setiap masukan dari anggota bahkan anak-anaknya. Terorganisir begitu rapi, sampai hal yang remeh temeh pun di urusi. Mungkin kalian tidak banyak tahu pergerakannya, palingan tahunya ya itu-itu aja. Karena untuk apa di pamerkan? Masalah nama partai dan menang pemilu adalah media sampingan untuk memudahkan pergerakan masyarakat di bawahnya. Kedudukan bukan segala disini. Bahkan gaji dan uang pribadi pun sudah ada persenannya untuk dana partai dan kesejahteraan anggotanya, dan kami semua rela. Demi satu langkah satu tujuan. Yang penting amanah.

Tapi aku mewakilkan mereka minta maaf kalau kami banyak salah. Ya, ku akui kami memang barulah para pembelajar yang sering sekali berulah. Semoga Allah senantiasa mencerahkan hati dan memberkahi setiap langkah baik kami. Salam 3 besar! Cinta, Kerja, Harmoni =)

Ah, sudahlah. Ini sudah terlalu panjang lebar. 

Semoga kita semua bisa mewujudkan kesejahteraan itu. Karena kita adalah satu keluarga, satu tanah air. Siapa pun kamu, selalu berpikiran jernih ya. Jangan terlalu termakan isu media. Dengarkan hati nuranimu berkata. MERDEKA!!!

6 Komentarmu..:

JIM mengatakan...

yang salah itu adalah orangnya, bukan sistemnya...
sama halnya dg umat2 non-Muslim yg gak mengerti Islam, menganggap bahwa Islam itu teroris...
sebenarnya gak ada yg salah dg Islam ataupun ajarannya, bahkan ajaran Islam itu sempurna, tetapi yg salah itu adalah kebanyakan orang2nya... yg yah... bisa dilihat sendiri gimana kelakuannya...
begitu pula dg sistem demokrasi, kalo dilihat dari aturan2 yg ada sih kayaknya fine2 aja, tapi ya gitu, semuanya gak berjalan dg semestinya, banyak sekali yg menyalahi aturannya...

jadi, jika ada yg mau disalahkan, maka itu adalah orangnya yg menjalankannya...

jadi, selama yg menjalankannya berada pd jalan yg benar, InsyaAllah semuanya juga akan berjalan dg baik..
terima kasih utk cerita dan nasihatnya... ^_^

Anonim mengatakan...

yang salah itu manusianya , sistemnya yang dari dulu di kaprakan , kalau yang salah sistemnya mau gimana lagi

Rifai mengatakan...

kalau sistem sudah benar...
dan orang2nya lah yang terbukti salah..

lalu bagaimana kita mencari solusi untuk memecahkan masalah ini? agar kita bisa menuju demokrasi yang berdasarkan agama yang di sebutkan mbak wina diatas..

memperbaharui sistem lagi?
atau menyalahkan orang2 yang salah..???

Anonim mengatakan...

assalamu'alaikum.
mengingat prinsip dari demokrasi itu sendiri "dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat" dimana di demokrasi ini manusia membuat aturan nya sendiri untuk menjalankan sistem. padahal Allah ssebagai pencipta sudah membuat aturan untuk ciptaan-Nya.
untuk masalah sistem pada masa rasul, rasul tak menggunakan sistem demokrasi. perlu diingat bahwa demokrasi dengan musyawarah itu berbeda, sangat berbeda. :)
semoga kita lebih mau untuk belajar. Allahu'alam bishowaf
afwan kalau ada salah kata...
wassalamu'alaikum

Unknown mengatakan...

saya cuma bisa mangut2 aja deh, di atas sudah banyak yang beropini atau berkomentar

Novran Sulisno, S.Pd mengatakan...

Assalamualaikum, afwan,
untuk pembanding maklumat yang sudah didapat, silah dibaca, bila berkenan..
semoga tercerahkan.
alasan mengapa demokrasi itu kufur.

http://hizbut-tahrir.or.id/2013/03/04/demokrasi-sistem-kufur-2/

Demi setapak print foot

Duri-duri di jalan selalu saja bertebaran tiada habisnya. Menginjaknya adalah suatu kesalahan yang lebih disayangkan. Tapi berterima kasihlah banyak2 kepada mereka yang menyapu jalanan, menyelamatkan dengan solusi tanpa banyak cakap :' *your fellow*

Beloved akhi wa ukhti

free counters