Tak berbeda dalam lembar-lembar ini. Selalu saja muncul dalam kecenderunganku dalam menganggap hal-hal yang bahkan tak pernah kutemui seakan benar-benar nyata. Membuat semua hal enggan terlepas dan tetap saja terkungkung dengan teramat kuat dalam dekapan. Ingin sekali jikalau memang sanggup untuk membebaskan sebebas-bebasnya, semuanya, tanpa ada rasa yang membuat semuanya terasa menyudutkan. Membuatku sering melirik iri pada tetangga kana-kiri.
Betapa rasa sepi terasa nikmat dikala ada yang tetap menyadari tanpa menampakkan sosoknya. Yah, memang bisa dibilang aku iri. lagi lagi begitu. Astaghfirullah. Memang tak enak karena hati ini seakan meti rasa, hanya tak dapat merasakannya. Semoga hanya karena belum waktunya. Ya, mungkin belum waktunya. Yakinlah tak lama lagi. InsyaAllah.
3 Komentarmu..:
kadang di tengah ramainya obrolan dengan teman2 pun, rasa sendiri masih sering muncul. obat yang paling mujarab emang inget Allah ya :)
Hmm :) Iya mbak :)
salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Posting Komentar