Tentang pulang malam, nggak tidur semalam suntuk untuk ngerjakan tugas, ataupun tentang ospek... Sebenarnya ini bukan dunia baru buatku. Hanya saja, mendadak kini intensitasnya meningkat hingga melebihi 50 persen dalam seminggu.
Beberapa bulan lalu, seragam abu-abu masihlah menjadi kebanggaanku. Pulang maghrib masih aja menjadi kebiasaanku. Keluyuran tak tentu arah, kesasar karena tak pernah hafal jalan masih saja menjadi rutinitasku. Tapi sekarang bukan sekedar mashrib. Nyaris setiap hari aku pulang jam 9 malam bahkan lebih. Tidur jam 12, jam set2, atau bahkan begadang semalam suntuk. Hari minggu adalah yang terberat untuk mengunci diri di rumah.
Kenapa? Ini semua nggak lebih dikarenakan oleh tugas-tugas yang bejibun.
Juga tekanan untuk bisa kompak dan kenal dengan teman seangkatan sebagai syarat lulus pengkaderan.
Tak kenal lagi dengan novel, komik, bahkan sekedar buku bacaan.
Tak kenal nongkrong, jalan-jalan ataupun bersantai ria.
Yaa.. Ini memang masih masa transisi sebelum semuanya terasa normal dan biasa.
Tentang teman cowok... Sebenarnya ini juga bukan hal baru buatku.
Mungkin anak yang baru melihatku untuk pertama kali sering mamandangku dengan berbeda. Karena penampilanku atau tentang sikapku yang sering mencoba jaga jarak dengan lawan jenis. Padahal itu hanya sebatas ideologi yang harus kupatuhi dan kujaga kuat-kuat demi menjaga keoriginalan diri. (wkwkwk.. ). Bukan berarti aku anak yg tertup dan berniat menutup diri.
Aku sempat dibuat ketawa karena ada anak cowok yang nyeletuk, Jangan terlalu anti sama cowok, nanti kamu jadi kuper. Jangan terlalu fanatik deh kayak kata dosen tadi.
Hahaha.. dia belum tau siapa aku =))
Tapi sepertinya aku terlalu PD untuk bisa konsisten dan menjalani semuanya dengan mudah.
Sekali lagi, ini bukan jaman SMA yang teman-temannya lebih polos dan mudah dibuat mengerti.
Kondisiku saat ini: Satu kelas terdiri atas 27 anak yang mana 3 diantaranya adalah kami (wina, brenda, fito), para gadis tersesat. Can you feel how confuse I'm when I knew it?
Jujur saja, dulu aku prefer berteman dengan akhwat karena ada ideologi yang sama tersebut. Jangan salah, aku juga akrab kalau sama cowok, dalam tanda kutip. Jadi setelah menjalani beberapa hari dikampus aku langsung bisa mengondisikan diriku. yaa.. kupikir All is well.
Salaman? say no. Tos? eits, tak lesi. Salim? wait, I really doubt to say yes.
Perlahan, anggapan awal sudah hilang. Tapi tak kusangka mereka menanggapinya menjadi sebuah arti yang dibaca "biasa" atau "sama saja". As you know, ada kalanya semua yang terjadi di luar kendali kita.
Jumat, 04 Oktober 2013
Gadis Jalanan berselubung malam
Lantunan kalbu sebutir bintang bernama
Wina Zhonniwa
Dengan sejengkal keberhargaan tepat di
05.08
2
Komentarmu..
Langganan:
Postingan (Atom)
Demi setapak print foot
Duri-duri di jalan selalu saja bertebaran tiada habisnya. Menginjaknya adalah suatu kesalahan yang lebih disayangkan. Tapi berterima kasihlah banyak2 kepada mereka yang menyapu jalanan, menyelamatkan dengan solusi tanpa banyak cakap :' *your fellow*
Beloved akhi wa ukhti
Petuah
Acsent
al-qur'an
bela islam
Boxbag Store
Cinta
Copas
curhatku
Demokrasi
ELIN
galau
Give a way
GK
Halaqah.net
Hari Ibu
Idul Adha
Idul Fitri
Indonesia
just share
kamut
Kancaku
Kehidupan
kenangan
Kompetisi
Kuliah
liburan
Mimpi
Muslim Negarawan
Nasa Satelit
Nasyid
nikah
Online Shop
Passion
Pelajaran
Pengingat
PENS
Penyemangat
Perasaan
Perjuangan
puisi
ramadhan
Resensi
Riwayat ku
SD
sejarah
selina
seminar
Sepadan
SMA
SMP
surabaya
Target
Teens Club
Uprak
uswah student center
wirausaha