Ku kira, hujan sudah benar-benar berhenti.
Tapi setelah kutunggu sekian lama, aku menyadari kalau sampai saat ini sinar
matahari sama sekali tak nampak. Awan kelabu tampak menggantung rendah. Memunculkan
pemikiran ragu, akankah rintik-rintik air itu turun sebentar lagi? Apa mendung
itu hanya menunggu sosok mentari yang akan menyinarinya dan memunculkan pelangi
7 warna untuknya?
Ku rasa… Mungkin
seharusnya tidak lagi. Awan-awan itu harus kuat hingga menampung air cukup banyak.
Setidaknya, agar mendung tidak terlalu sering menggelayut tak menentu. Duhai
matahariku, andai kau ada disisiku, tentu sinarmu akan menghangatkan semuanya
tanpa beban. Andai air hujan turun karna keberadaan mu, tentu itu semua demi sebuah
pelangi 7 warna. Sebuah fatamorgana yang terlalu indah untuk mudah di dapatkan.
Dalam perputaran waktu
yang menggenggam asa, semuanya juga berubah dengan sendirinya. Ah, mungkin
tidak tepat begitu. Tapi setidaknya, ada secercah sinar-sinar matahari lain
yang dapat kutemukan dengan sedikit paksa untuk mencegah mendung datang. Mencegah
air hujan turun tanpa kontrol.
Note:
baru dua hari yang lalu gerimis mulai turun di Surabaya. eh nggak taunya, hari ini panas bukan main. katanya sampai 34 derajat celcius._. Intinya, tiga hari ini matahari tampaknya menggalau kronis karna ritme hujan yang tak mudah ditebak.
3 Komentarmu..:
kayanya seru ya surabaya :)
^^ saya sangat suka mendung + hujan. salam kenal~
@fikri : haha.. serunya hidup kan tergantung gimana cara kita melaluinya =P
@leiny : Iyaaa.. sama, suka banget kalo hujan2 dan lihat pelangi :D
Posting Komentar